Minggu, 05 Juni 2016

DOKUMENTASI WARISAN KERAJAAN ISLAM INDONESIA

 Kerajaan Demak dikenal sebagai kerajaan Islam pertama yang berdiri di Jawa. Kerajaan ini memiliki peran sangat penting dalam upaya penyebaran ajaran Islam ke seluruh penjuru Nusantara. Tepatnya pada Tahun 1457 Masehi kerajaan ini berdiri. Sebelumnya Demak merupakan kadipaten kecil dari Kerajaan Majapahit. Pendirinya pun masih dalam garis keturunan Raja Majapahit. Ketika pengaruh Majapahit mulai runtuh dan pengaruh Islam mulai tumbuh di tanah Jawa, Kerajaan Demak pun berubah menjadi kerajaan Islam terbesar saat itu.
Sebagai sebuah kerajaan yang pernah tumbuh dan besar serta berpengaruh, tentunya Kerajaan Demak memiliki peninggalan yang hingga kini masih tetap terjaga. Hal ini sebagai bukti eksistensinya di masa lalu. Berikut ini beberapa peninggalan Kerajaan Demak yang masih dapat kamu temui.

1.Masjid Agung Demak


pusakaindonesia.org
Benar kiranya jika ada yang mengatakan bahwa pusat peradaban Islam bisa nampak dari masjidnya. Maka Kerajaan Demak pun demikian adanya. Masjid Agung Demak merupakan peninggalan paling terkenal dari Kerajaan Islam terbesar di Jawa ini.
Masjid ini didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479. Kamu bisa mengunjunginya di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Meski sudah mengalami beberapa kali renovasi. Namun bangunan utama masjid ini masih berdiri kokoh.
Dulunya, Masjid Demak memiliki banyak fungsi yang berperan penting dalam mengokohkan peradaban Islam di tanah Jawa. Selain digunakan untuk ibadah sehari-hari, masjid ini juga menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam di Jawa dan Nusantara.
Uniknya lagi, hingga saat ini belum ada penemuan peninggalan tempat tinggal raja seperti istana sebagaimana kerajaan lainnya yang pernah ada di Nusantara. Hal ini mengindikasikan bahwa Kerajaan Demak dulunya dibangun sebagaimana metode Rasulullah ketika membangun Madinah.

2. Pintu Bledek


detik.com
Dalam bahasa Indonesia, bledek artinya petir. Pintu bledek ini dibuat pada tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo dan dijadikan sebagai pintu utama dari Masjid Agung Demak. Saat ini pintu bledek sudah tidak lagi digunakan dan dimuseumkan karena mulai lapuk dan tua.
Bagi kamu yang ingin tahu wujudnya, bisa melihat koleksi pintu bledek sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Demak yang tersimpan rapi di dalam area Masijid Agung Demak.

3. Soko Tatal dan Soko Guru


detik.com
Soko Guru merupakan sebutan untuk tiang berdiameter 1 meter yang berfungsi sebagai penyangga tegak kokohnya Masjid Agung Demak. Ada 4 Soko Guru yang ada dan berdasarkan cerita yang berkembang, kesemuanya dibuat oleh Sunan Kalijaga.
Hanya saja, ketika Sunan Kalijaga baru membuat 3 buah tiang, Masjid Agung Demak sudah siap berdiri. Sehingga beliau pun mengambil keputusan untuk membuat tiang yang ke-empat dengan bahan baku tatal sisa pembuatan 3 tiang sebelumnya.
Akhirnya, dari 4 Soko Guru yang ada, satu diantaranya disebut dengan Soko Tatal karena disusun dari tatal kayu sisa pembuatan 3 tiang sebelumnya. Soko Guru ini pun kini telah dimuseumkan di dalam area Masjid Agung Demak.

4. Situs Kolam Wudhu


blogramdani.blogspot.co.id
Dulunya situs ini digunakan sebagai tempat berwudhu bagi para santri yang belajar di Masjid Agung Demak dan para musafir yang berkunjung ke Demak. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, situs ini sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi dan hanya boleh dilihat sebagai peninggalan sejarah.

GAMBARAN ISLAM NUSANTARA DAERAH



DIY

 
Gamelan sebagai penarik masyarakat Jogja memasuki masjid pada zaman Sri Sultan Hamengkubuono pada kesultanan Yogjakarta. Dari situlah para masyarakat zaman dahulu tertarik untuk mendatangi masjid. Pada kesempatan tersebut, di masjid juga diadakan majlis ta’lim sehingga masyarakat yang sudah ke masjid mau tidak mau mendengar dan akhirnya timbul rasa penasaran. Dari situlah islam bisa memasuki celah masyarakat Jogja yang notabene adalah sebagian besar pemeluk agama Hindu dan Budha pada masa itu.

DEMAK

           Sekaten adalah cara syiar agama islam melalui kirab budaya warisan dari Kerajaan Demak. Sekaten sendiri berasal dari kata syahadatain, yang artinya dua kalimat syahadat. Pada hari pertama, upacara diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi dalem (punggawa kraton) bersama-sama dengan dua set gamelan Jawa Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu. Iring-iringan ini bermula dari pendapa Ponconiti menuju masjid Agung di Alun-alun Utara dengan dikawal oleh prajurit Kraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara dari Masjid Agung, sementara Kyai Gunturmadu akan berada di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua set gamelan ini akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud, selama 7 hari berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang ke dalam Kraton. Acara puncak peringatan Sekaten ini ditandai dengan Grebeg Muludan yang diadakan pada tanggal 12 (persis di hari ulang tahun Nabi Muhammad SAW) mulai jam 08.00 hingga 10.00 WIB. Dengan dikawal oleh 10 macam bregada (kompi) prajurit Kraton: Wirabraja, Dhaheng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Surakarsa, dan Bugis. Sebuah gunungan yang terbuat dari beras ketan, makanan, dan buah-buahan serta sayur-sayuan akan dibawa dari istana Kemandungan melewati Sitihinggil dan Pagelaran menuju masjid Agung. Setelah didoakan, gunungan yang melambangkan kesejahteraan kerajaan Mataram ini dibagikan kepada masyarakat yang menganggap bahwa bagian dari gunungan ini akan membawa berkah bagi mereka. Bagian gunungan yang dianggap sakral ini akan dibawa pulang dan ditanam di sawah/ladang agar sawah mereka menjadi subur dan bebas dari segala macam bencana dan malapetaka.

SEMARANG

            Wayang adalah warisan dari Sunan Kalijaga, salah satu senjata terampuh para wayang adalah Jimat Kalimosodo. Kalimosodo berarti KALIMAT SYAHADAT. Yang dengan sengaja menyelipkan unsur islam di dalamnya. Berdasarkan buku Minanur Rahman dan Arabic The Source Of All The Langguages yang menyatakan bahwa bahasa Arab itu merupakan induk semua bahasa. Dengan demikian, berdasarkan teori itu kemungkinan penamaan Wayang itu diambil dari kata “wachyan” artinya wahyu/firman Tuhan.
Jadi, nama figur dan kisah dalam Ramayana dan Maha Barata itu pada mulanya berasal dari wahyu Ilahi. Sedangkan Dalang, yang memainkan wayang tersebut berasal dari kata Arab “Dallan” artinya penuntun atau penunjuk jalan. Jadi, Dalang itu adalah orang yang mempertunjukan kisah tentang wayang yang bernuansa petunjuk-petunjuk Tuhan untuk manusia, baik dalam urusan pribadi, keluarga, pemerintahan, Negara, hubungan internasional, peperangan dan sebagainya. Ada juga kerajaan antagonis yaitu Astina (Asysayithon) dengan penguasanya Duryudana (Durjana) yang selalu bersikap jahat seperti syaithan.
Tokoh punakawan yang menjadi figur penasehat yang senantiasa memberikan pencerahan dalam cerita wayang juga memiliki makna yang begitu mendalam dan sarat makna. Punakawan yang terdiri dari Semar, Gareng Petruk dan Bagong ada kemungkinan berasal dari kata Semar/Sammir berarti siap sedia, Gareng/Khair berarti kebaikan/kebagusan, Petruk/Fatruk berarti meninggalkan, sedangkan Bagong/Bagho artinya lalim atau kejelekan “Sammir Ilal Khairi Fatruk Minal Bagho” yang artinya“Berangkatlah menuju kebaikan maka kamu akan meninggalkan kejelekan”. Ini juga selaras dengan perintah Allah SWT supaya “amar ma’ruf nahi munkar” yaitu “Mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan buruk”.
Dalam cerita Maha Barata yang mencerita kisah keturunan Pandu Dewanata yang dikenal dengan Pandawa juga sangat lekat dengan tuntunan ajaran Islam. Pandawa yang terdiri dari lima bersaudara Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa, mengisyaratkan kepada Lima Rukun Islam. Sedang tokoh kontranya adalah bala Kurawa dan Astina yang selalu membuat kemudhorotan. Dalam pementasan wayang, sang dalang juga selalu menempatkan mereka pada posisi yang berseberangan, dimana tokoh Pandawa berada dikanan sebagai lambang kebaikan, sedang Kurawa/Astina selalu di kiri sebagai lambang keburukan.

video pembahasan


 
video pembahasan disini

Sabtu, 04 Juni 2016

makalah studis


 














 makalah studis disini

E-BOOK

 
E-book disini 

SLIDE PERSENTATION


 
slide  persentation disini

Minggu, 29 Mei 2016

DESKRIPSI SISTEM KEMASYARAKATAN, EKONOMI, PEMERINTAHAN, FILSAFAT DAN KEPERCAYAAN PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA




A.     SISTEM KEMASYARAKATAN PADA MASA KERAJAAN ISLAM
Pada masa kerajaan-kerajaan Islam, kehidupan masyarakat mengalami pertumbuhan lebih cepat di daerah pesisir. Daerah pesisir berkembang menjadi suatu perkotaan. Hal ini terjadi disebabkan di daerah pesisir tumbuh perdagangan. Perdagangan di pesisir dapat tumbuh karena daerah pesisir merupakan daerah titik temu lalu lintas. Lalu lintas terjadi, baik antarpulau yang dihubungkan melalui laut maupun dari pedalaman yang biasanya dihubungkan dengan sungai. Keterikatan daerah pedalaman atau pedesaan sangat tinggi terhadap daerah pesisir. Struktur masyarakat yang terbentuk pada masa penyebaran Islam meliputi, sebagai berikut.
1.      Golongan Raja dan Keluarganya
Raja dan keluarganya merupakan golongan tertinggi dalam struktur masyarakat. Mereka mendapatkan kedudukan yang terhormat di mata masyarakat. Kompleks keraton merupakan tempat tinggal raja. Raja mengendalikan kekuasaan atau pemerintahan di ibu kota kerajaan yang biasanya tempat di mana keraton tersebut berdiri. Keluarga raja termasuk dalam kelompok bangsawan. Keluarga raja memiliki nama-nama khusus, misalnya priyayi merupakan sebutan untuk keluarga kerajaan di Mataram, dan kadanghaji untuk sebutan keluarga raja di Kalimantan.
Keistimewaan keluarga raja dapat pula disebabkan oleh pendidikan yang mereka peroleh. Pada umumnya keluarga kerajaan mendapatkan pendidikan yang lebih baik dibanding masyarakat umum. Cara pendidikan yang dilakukan raja yaitu memanggil guru khusus ke keraton untuk mendidik anaknya. Selain itu, pendidikan dilakukan juga dengan cara raja mengirim putranya untuk mengikuti pendidikan di luar atau di tempat-tempat khusus, misalnya tempat pendidikan agama. Hal tersebut dilakukan misalnya Pangeran Arya putra raja Banten dididik oleh Ratu Kalinyamat di Jepara.
2.        Golongan elite
Selain golongan raja dan keluarganya yang termasuk golongan tinggi, terdapat pula golongan yang memiliki kedudukan tinggi dan terhormat di mata masyarakat yaitu golongan elite.Kelompok masyarakat yang termasuk ke dalam golongan elite yaitu bangsawan, tentara, kaum keagamaan, dan pedagang. Golongan elite di Kerajaan Mataram disebut kaum priyayi. Mereka ini biasanya merupakan pejabat pemerintahan. Pengangkatan pejabat pemerintahan dilakukan oleh raja. Jabatan pemerintahan bisa berasal dari kalangan keluarga raja sendiri atau orang luar, bahkan ada yang diangkat dari bangsa asing. Pengangkatan orang luar biasanya dilakukan oleh raja karena raja memandang orang luar tersebut sangat layak untuk memangku jabatan yang diberikannya. Jabatan yang diberikan kepada orang asing misalnya jabatan Syahbandar.Dalam beberapa contoh pengangkatan orang asing menjadi Syahbandarterjadi seperti orang India menjabat syahbandar di Kerajaan Aceh, orang Cina di Selebar, orang Cina dan Gujarat di Banten, orang Belanda di Cirebon, dan orang Aceh di Kutai. Para pedagang memiliki kedudukan penting pula dalam struktur masyarakat pada kerajaan Islam. Peran padagang sangat penting karena mereka sangat menentukan terhadap aktivitas perdagangan kerajaan. Sedangkan kebesaran dan kekuatan kerajaan tersebut sangat tergantung kepada perdagangan. Di Aceh misalnya para pedagang disebut dengan sebutanorang kaya.

3.        Golongan non elite
Golongan ini merupakan golongan rendah yaitu golongan rakyat banyak. Dalam struktur masyarakat di Jawa, golongan ini disebut dengan sebutan wong cilik.Adapun yang termasuk golongan ini yaitu petani, nelayan, para tukang. Kehidupan mereka biasanya sangat bergantung pada golongan elite. Misalnya di Jawa, ada sekelompok petani yang pekerjaannya menjadi penggarap tanah yang dimiliki oleh golongan bangsawan.

4.       Golongan hamba sahaya atau budak
Golongan ini merupakan golongan paling rendah dalam struktur masyarakat. Kehidupan mereka sangat ditentukan oleh orang lain, dengan kata lain mereka hidupnya tidak merdeka. Golongan budak dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena tawanan perang, dan tidak mampu membayar utang. Pada masa lalu, sering terjadi perang antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok yang lainnya. Kelompok yang kalah perang biasanya menjadi tawanan yang kemudian dijadikan budak. Mereka harus menghamba kepada kelompok yang mengalahkannya. Ada pula, perbudakan terjadi ketika seseorang tidak mampu membayar utang. Sebagai pengganti pembayaran utang, maka orang yang mengutang tersebut akan  menjual dirinya atau anggota keluarganya untuk menghamba atau menjadi budak kepada orang yang memberikan utang. Seorang budak dapat berpindah dari seorang pemiliknya kepada yang lain. Pemindahan kepemilikan budak ini biasanya dilakukan melalui proses perdagangan. Jadi budak tersebut dapat diperjualbelikan.
Golongan ini merupakan golongan rendah yaitu golongan rakyat banyak. Dalam struktur masyarakat di Jawa, golongan ini disebut dengan sebutan wong cilik.Adapun yang termasuk golongan ini yaitu petani, nelayan, para tukang. Kehidupan mereka biasanya sangat bergantung pada golongan elite. Misalnya di Jawa, ada sekelompok petani yang pekerjaannya menjadi penggarap tanah yang dimiliki oleh golongan bangsawan.

B.      EKONOMI PADA MASA KERAJAAN ISLAM
Pada masa Islam, kegiatan perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi biasanya dilakukan adalah fakta yang menguatkan hal itu. Berbagai bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang prbumi, tapi juga oleh pedagang asing/mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari arab, persia, China, bahkan dari Eropa.  Pedagang dari arab memperjualkan permadani, kain-kain, dyl. Uniknya, pedagang dari arab seringkali membentuk komunitas Arab yang dikenal dengan nama kampung Arab. Sering dijumpai kampung ini terletak di daerah pesisir. Namun tak jarang kampung ini juga dibentuk di daerah yang jauh dari garis pantai, dan cenderung dekat dengan pusat kota yang ramai.

C.      PEMERINTAHAN PADA MASA KERAJAAN ISLAM
Islam masuk ke Indonesia dan memengaruhi berbagai segi kehidupan masyarakat Indonesia termasuk juga segi pemerintahan yakni dengan munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Kerajaan kerajaan di Indonesia yang bercorak Islam secara geografis terletak di sepanjang pesisir pantai. Hal ini disebabkan karera terbentuknya kerajaan dimulai dan kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai kota transit sehingga mata pencaharian masyarakatnya di sektor pertanian dan perdagangan atau disebut maritim.

D.     FILSAFAT PADA MSA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Perkembangan filsafat pada masa penyebaran Islam di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ajaran tasawuf. Kedatangan tasawuf ke Indonesia diperkirakan bermula sekitar abad XIII dan para ahli tasawuf mulai berkembang di Indonesia dimulai sekitar abad XV-XVI, terutama di Jawa dan Sumatera. Pada masa tersebut di Aceh hidup ahli tasawuf seperti Hamzah Fanshuri dan Syamsuddinas-Samatrani.

E.      KEPERCAYAAN PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Setiap suku bangsa, selain memiliki kepercayaan lokal masing-masing, juga memiliki sistem pengetahuan dan cara pandang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Masuknya unsur baru dalam kehidupan tentu saja mendapat reaksi yang berbeda-beda. Adanya hukum adat yang terbentuk dari tradisi sosial budaya masyarakat setempat merupakan bentuk paling jelas dari institusi lokal yang mengatur tatanan masyarakat. Berdasarkan pengelompokan yang diperkenalkan oleh pelopor studi hukum adat, Van Vollenhoven, terdapat Sembilan belas wilayah hukum adat yang mengisyaratkan agama Islam tersosialisasikan dalam masyarakat yang memiliki ciri adat tertentu. Interaksi antara hukum Islam dan hukum adat yang tinggi telah ada sebelum Islam menjadi perdebatan diberbagai daerah. Daerah yang keterkaitannya dengan adat begitu tinggi dan paling intens menerima proses islamisasi antara lain Aceh, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. Terutama menyangkut persoalan untuk mempertemukan atau menyelaraskan agama dan adat dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Copyright @ 2013 studis .